Tuesday, September 15, 2009

13 = ANGKA SIAL?

Konon, salah satu karakteristik masyarakat modern adalah tidak percaya takhyul. Anggapan sok-modern semacam itu tidak selalu benar, karena dalam sebuah artikel ilmiah di Smithsonian Magazine, Februari 1987, berjudul Triskaidekaphobia (ketakutan terhadap angka 13), psiko-sosiolog Paul Hoffman melaporkan hasil risetnya bahwa akibat phobia (ketakutan terhadap angka 13) ini, setiap tahun Amerika Serikat dirugikan minimal satu biliun dolar AS akibat absenteisme, pembatalan perjalanan darat, udara, dan laut, sambil memerosotkan kinerja ekonomi, industri, dan bisnis pada setiap tanggal 13 setiap bulan, apalagi bila kebetulan jatuh pada hari Friday!

Tidak heran, film Friday the 13th begitu laris dikonsumsi di Amerika Serikat, sampai diproduksi serial beruntun! Beberapa insan paling mahakaya-raya, seperti Paul Getty, sampai pun Presiden AS, seperti Franklin Delano Roosevelt, selalu tegas menolak hadir dalam acara resmi yang dihadiri tiga belas orang.

Demi membasmi takhyul bahwa angka 13 adalah angka sial, pada tahun 1884, sekelompok warga Kota New York nekat mendirikan The Thirteen Club! Mereka sengaja menyelenggarakan pertemuan rutin pada tanggal 13 setiap bulan yang dimulai tepat pada pukul 13.13 di suatu gedung pertemuan bernomor 13, dihadiri 13 insan (atau apabila lebih harus tepat berjumlah kelipatan 13), dengan iuran per anggota AS $ 13 setiap bulan.

Mereka ingin membuktikan bahwa segenap anggota klab 13 itu sama sehat, sama makmur, sama selamat, sama beruntung, dan sama panjang-usia dengan anggota klab mana pun. Namun yang jelas, misi The Thirteen Club itu bernasib sial. Terbukti takhyul atas angka 13 sebagai sial itu, tetap saja bertahan merajalela sampai masa kini.

Ada yang menarik soal keterkaitan angka 13 dengan mata uang Amerika Serikat (AS $)! Jika kita teliti selembar uang kertas satu dolar AS, ternyata di bagian belakang tampil piramid dengan 13 jenjang. Semboyan di atasnya berbunyi annuit coeptis yang terdiri dari 13 huruf. Di pita tergigit paruh burung elang tertulis E pluribus unum, juga terdiri dari 13 huruf. Di atas kepala sang elang bersinar 13 bintang, di perisai terlukis 13 garis, cakar kiri mencengkeram 13 anak panah, sementara di cakar kanan sebuah batang dengan 13 daun zaitun, perlambang bahwa pada masa berdirinya, semula Amerika Serikat memang terdiri dari hanya 13 negara bagian.

Meskipun nilainya mungkin sering naik-turun, namun tidak disangkal bahwa AS $ - serba 13 itu - sampai kini tidak dapat dianggap berkarier sial, malah telah diakui sebagai mata uang paling suprematif di dalam sistem moneter dunia.

Sang Mega Star komponis Jerman, Richard Wagner juga senantiasa dirundung angka 13! Jumlah huruf nama Richard Wagner sendiri sudah 13, dilahirkan pada tahun 1813, yang apabila keempat angkanya dijumlah juga menjadi 13. Penampilan perdana Wagner di depan publik terjadi pada tahun 1831, yang apabila segenap angkanya dijumlahkan, lagi-lagi menjadi 13.

Salah satu opera akbarnya, Tannhaeusser, dirampungkan 13 april 1845, lalu dipergelarperdanakan di Paris tanggal 13 Maret 1861 (1 x 8 + 6 - 1 = 13)! Tanggal 13 Agustus 1876 (7 + 6 = 13), pertama kali Wagner mulai mempergelarkan mega-siklus Ring of the Nibelungen. Wagner sempat diangkat menjadi direktur Teater Riga yang resmi dibuka pada tanggal 13 September. Opera mahakarya Wagner seluruhnya berjumlah 13.

Karena alasan politis, Wagner meninggalkan tanah airnya selama 13 tahun, dan meninggal dunia tepat pada tanggal 13 Februari 1883, yang kebetulan merupakan tahun ke-13 berdirinya Federasi Jerman baru! Kendati demikian, tidak bisa dikatakan bahwa semasa hidup Richard Wagner, yang kini dijunjung tinggi sejajar dengan Bach, Bethoven, atau Brahms, senantiasa dirundung sial belaka.

No comments:

Post a Comment